
Hupmas, SURABAYA- Meskipun telah usai, penyelenggaraan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota tahun 2015 beserta segala dinamikanya memang selalu menarik perhatian. Kemarin, (Senin, 27/06/2016), KPU Kota Surabaya mendapat tamu dari KPU Provinsi Gorontalo. Kedatangan mereka bertujuan untuk bertukar wawasan mengenai penyelenggaraan Pilkada. Komisioner KPU Provinsi Gorontalo Divisi Perencanaan, Keuangan, Logistik, Umum, Rumah Tangga dan Organisasi, Selvi Katili mengatakan, KPU Surabaya dianggap sebagai penyelenggara yang sukses menghelat Pilkada pada tahun 2015 lalu. Karena Provinsi Gorontalo akan melaksanakan Pilkada pada tahun 2017, maka KPU Provinsi Gorontalo ingin belajar mengenai beberapa hal terkait Pilkada kepada KPU Surabaya. ”Kedatangan kami ke KPU Surabaya, ingin mengetahui bagaimana pemeriksaan kesehatan pasangan calon walikota dan wakil walikota Surabaya pada Pilkada yang lalu, bagaimana komunikasi dengan partai politik terutama saat pencalonan, dan bagaimana KPU Surabaya melakukan sosialisasi,” kata perempuan berjilbab tersebut. Menanggapi hal tersebut, Ketua KPU Surabaya, Robiyan Arifin mengatakan bahwa sebenarnya setiap daerah memiliki permasalahan tersendiri. ”Masing-masing daerah pasti punya solusi yang berbeda sesuai kondisi di wilayahnya. Semoga, tukar wawasan ini dapat memperkaya pengetahuan dan bermanfaat untuk kita semua,” kata Robiyan. Selanjutnya, Komisioner KPU Surabaya Divisi Hukum, Pengawasan, Organisasi, dan SDM, Purnomo Satriyo Pringgodigdo menjelaskan mengenai pemeriksaan kesehatan pasangan calon walikota dan wakil walikota Surabaya. Purnomo menerangkan, standar pemeriksaan kesehatan telah ditentukan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pusat. ”IDI dan KPU RI telah menandatangani MoU tentang hal tersebut dan telah diturunkan ke kabupaten/kota,” papar Purnomo. Pria asli Surabaya itu menambahkan, IDI Jawa Timur telah merekomendasikan tiga rumah sakit di Surabaya, Malang, dan Jember untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pasangan calon. ”Kami, 17 KPU kabupaten/kota yang menyelenggarakan Pilkada 2015, sepakat melakukan pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya,” ungkap Purnomo. Sedangkan besaran biaya pemeriksaan kesehatan pasangan calon, sesuai standar yang telah diumumkan oleh Rumah Sakit Dr. Soetomo. Mengenai komunikasi dengan partai politik pada saat pencalonan, Purnomo menjelaskan bahwa setiap KPU Surabaya akan membuka tahapan pendaftaran pasangan calon, partai politik pasti diundang untuk sosialisasi mengenai persyaratan calon dan pencalonan. Sementara untuk kegiatan sosialisasi dalam rangka peningkatan partisipasi masyarakat, Komisioner KPU Surabaya Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Pengembangan Informasi, Nur Syamsi memaparkan bahwa KPU Surabaya memanfaatkan momen peliknya pencalonan sebagai sarana sosialisasi. ”Panjangnya tahapan pencalonan malah menjadi sarana bagi kami untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa akan ada Pilkada di Kota Surabaya,” jelas Nur Syamsi. Selain itu, lanjut Nur Syamsi, KPU Surabaya bekerjasama dengan berbagai stakeholder, misalnya tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan tokoh agama. ”Kami memohon bantuan pemuka agama, tokoh pemuda, dan ormas menghimbau khalayaknya untuk berpartisipasi dalam Pilkada Surabaya,” kata Nur Syamsi. Dengan upaya tersebut, partisipasi pemilih di Surabaya naik 8 persen, yaitu 51,34 persen dibanding saat Pilkada 2010