
Terinspirasi dari artikel dan tayangan youtube tentang urban farming, Ketua KPU Surabaya punya ide untuk membuat kolam untuk budidaya ikan lele. Setelah panen, dimasak sendiri di kantor dan dimakan bersama-sama. Sebuah upaya untuk meningkatkan keakraban diantara Komisioner dan Sekretariat KPU Kota Surabaya. Hupmas, KPU Surabaya Menjelang jam istirahat, Rabu (20/07/2016) beberapa Staf Sekretariat KPU Surabaya tampak mengerumuni halaman samping KPU Surabaya. Sebuah kolam berukuran dua kali tiga meter dengan airnya yang keruh, menjadi pusat perhatian. Dengan jaring kecil, dua orang staf menangkap ikan lele di kolam tersebut. Beberapa puluh ekor ikan lele berhasil ditangkap. Namun, diantara lele tersebut terdapat pula belasan ikan patin. ”Bibitnya dulu ada campuran ikan patin,” kata Sunarno Aristono, Sekretaris KPU Kota Surabaya. Selanjutnya, ikan lele dan patin tersebut ”dibetheti” oleh beberapa staf sekretariat. Beberapa karyawati tampak menyiapkan bumbu untuk ikan-ikan tersebut. Tak lupa, tahu, tempe, terong, dan sambel juga disiapkan sebagai pelengkap hidangan. Setelah selesai dibersihkan, lele dan patin segera digoreng dan disajikan. Siang itu, KPU Surabaya memang punya jadwal untuk mengadakan diskusi reboan. Sebuah forum diskusi yang digagas oleh Ketua KPU Surabaya, Robiyan Arifin, pada masa jabatan 2009 – 2014. Karena dampak positif dari kegiatan tersebut, sampai sekarang forum diskusi reboan tetap dilaksanakan dan bahkan diikuti oleh beberapa KPU kabupaten/kota lain, termasuk KPU Provinsi Jawa Timur. Nah, hidangan lele dan patin goreng disiapkan untuk makan siang bersama, setelah diskusi reboan selesai. Komisioner dan karyawan makan siang bersama dengan menu hasil panen sendiri. Robiyan Arifin mengungkapkan, idenya untuk membuat kolam budidaya lele terinspirasi dari program Dinas Pertanian Pemkot Surabaya yaitu Urban Farming. ”Budidaya pertanian yang dilakukan oleh masyarakat perkotaan dengan lahan yang minim,” ucap Robiyan. Pria asli Situbondo tersebut menuturkan, untuk masyarakat urban farming bertujuan untuk menambah income. ”Untuk Kantor KPU, untuk meningkatkan gizi dan menambah keakraban saja,” katanya lantas tergelak. Sunarno Aristono lantas menambahkan, budidaya lele di kantor KPU Surabaya sekaligus menjadi hiburan tersendiri. ”Ada kenikmatan yang luar biasa ketika melihat ikan kruyuk-kruyuk berebut makanan yang saya berikan,” kata Aristono. Pria yang menyandang gelar dokter hewan itu menuturkan, pada akhir tahun 2015 lalu, kolam lele hanya terbuat dari terpal. Pernah suatu ketika, hujan deras hingga air dalam terpal meluber keluar. ”Pas tengah malam lelenya berlompatan keluar sampai ke halaman KPU Surabaya. Petugas keamanan kantor dan beberapa tukang becak menangkapi lele-lele itu,” kata Aristono lantas terbahak. Sejak Februari 2016 lalu, setelah Pilwali Surabaya 2015 tuntas, kolam lele dibuat semi permanen. ”Sudah ada lubang untuk pengeluaran air. Jadi ikannya g mungkin mencolot lagi,” ucap pria penghobi catur itu. Menurut Aristono, pada saat pembibitan, kolam tersebut berisi sekitar 400 ekor lele dan 200 ekor patin. ”Sudah dipanen dua kali untuk makan bersama di kantor,” ungkap Aristono. Setelah panen kali ini, kolam akan dibersihkan untuk diisi bibit yang baru. Sebagai dokter hewan, Aristono memang gemar memelihara binatang. Bahkan, pada Hari Raya Idul Fitri 6 Juli 2016 lalu, dia menyempatkan diri untuk ke kantor, memberi makan ikan. ”Saya kepikiran lele sama patin. Sebelum cuti bersama saya lupa belum memberi makan. Kuatir nggak ada yang ngasih pakan, saya ke kantor dulu sebelum mudik, makani ikan,” pungkas pria asli Gunungsari Surabaya tersebut.