Hupmas, SURABAYA- Peringatan Hari Kartini di KPU Kota Surabaya selalu menjadi perhatian khusus bagi Komisioner maupun Sekretariat KPU Kota Surabaya. Memang, mengenakan baju adat atau kebaya bukanlah satu-satunya cara untuk meneladani dan meneruskan perjuangan Kartini dalam memperjuangakan kesetaraan gender. Namun, dengan mengenakan baju adat atau kebaya, pada Hari Kartini 21 April, KPU Kota Surabaya berupaya mengenang jasa-jasa Kartini.
Dari lima komisioner KPU Surabaya, satu di antaranya adalah perempuan, yaitu Nurul Amalia. Sementara dari 29 orang Sekretariat KPU Surabaya, 13 diantaranya adalah perempuan. Perempuan-perempuan di KPU Surabaya terbukti mewarnai KPU Surabaya dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya.
KPU Surabaya memperlakukan laki-laki dan perempuan dengan setara, dengan tetap memperhatikan kodrat. Oleh karena itu, tidak heran jika pada saat tahapan Pemilu atau Pilkada berlangsung, para Srikandi KPU tetep bekerja hingga tengah malam bahkan menginap di kantor.
Nurul Amalia mengatakan, saat ini sudah banyak perempuan Indonesia yang merasakan kesetaraan gender. Perempuan dapat bereksistensi di luar rumah maupun di dalam rumah dengan bebas. Perempuan Indonesia juga sudah cukup memiliki hak pengambilan keputusan baik di dalam keluarga maupun di masyarakat.
“Namun, perjuangan perempuan saat ini bukan lagi untuk dapat belajar atau bekerja di luar rumah. Perjuangan sesungguhnya kini bergeser pada bagaimana perempuan dapat membagi waktu dan perhatiannya untuk pekerjaan dan keluarga,” ungkap Nurul.
Nurul merasakan sendiri bagaimana beratnya membagi waktu dan perhatian kepada keluarga dan pekerjaan. “Pagi kami sudah harus bekerja di kantor sementara jam pulang kantor sudah tidak menentu. Bisa sampai dini hari. Tidak jarang kami harus bertahan di kantor hingga keesokan harinya,” tutur ibu empat anak tersebut.
Perempuan berjilbab itu menambahkan, kesempatan untuk dapat bereksistensi di luar rumah tersebut tidak dapat dilepaskan dari peranan kaun pria. “Suami, keluarga, dan rekan sekantor yang dapat memahami dan mendukung pekerjaan kami di KPU sangat membantu,” kata Nurul.
Namun, beratnya perjuangan itu menjadi tidak terasa manakala penyelenggaraan Pemilu maupun Pilkada berjalan lancar dan berintegritas. Selamat Hari Kartini…
Peringatan Hari Kartini di mata Staf Sekretariat KPU Surabaya:
Memperingati Hari Kartini dapat menjadi salah satu inspirasi perempuan Indonesia untuk menjadi perempuan yang mandiri, berkarya sesuai jati diri, dan terus mengabdi untuk negeri dengan caranya sendiri.
Nurita Paramita
Kartini….walau hari hariku tak bersanggul dan tak berkebaya. Namun akan kuteruskan cita-cita dan perjuanganmu…. Karenamu wanita harus kuat tegar dan mandiri
Kwartika Chandra Dewi
Pada tanggal 21 April banyak kegiatan seremonial untuk memperingati Hari Kartini. Bagi saya, momen Hari Kartini ini harus menjadikan wanita-wanita dan diri saya pribadi untuk lebih hebat, terus berjuang. Karena bukan nilai seremonialnya semata tetapi menunjukkan dengan karya bahwa kita bisa disandingkan dengan pria.
Endah Yuli Ekowati
Kartini, perempuan luar biasa. Visinya jauh melampaui zaman dan lingkungannya. Memperingati Hari Kartini, tentu bukan dengan mereduksi maknanya menjadi sekedar parade baju kebaya semata. Spirit kebebasan untuk kemajuan seperti yang diperjuangkannya harus dimaknai terus menerus oleh setiap manusia Indonesia. Selamat Hari Kartini gaes…
Ratna Rosanti
Memperingati Hari Kartini berarti mengenang sosok wanita, tauladan, yang mulia dan harum namanya.
Eswati
Kartini masa kini : tak pernah takut bermimpi, mampu menginspirasi dan memberi arti, punya jati diri, dan tak lupa kewajiban diri. Wanita masa kini, tanggung bagi diri, pelindung anak dan penyejuk suami. Kartini masa kini berperang mencerdaskan kemajuan negeri melalui pendidikan anak, berguna bagi sesama, menjadi kebanggaan keluarga dan menyertakan Tuhan dalam setiap langkahnya. Menjaga kesehatan diri karena rumah menjadi hampa tanpa wanita.
Prahastiwi Kurnia Sitorosmi
Memperingati Hari Kartini berarti kita selalu berupaya untuk meneladani Kartini, seorang putri sejati, putri yang suci, dan pendekar perempuan.
Idayu Widuri
Memperingati Hari Kartini bukan berarti membuat seorang perempuan menjadi ambisius dan keras kepala. Perempuan harus bisa lebih baik dalam berkarya dan memiliki patriotisme untuk Negara.
Endah Purwindari