Berita Terkini

DISKUSIKAN PENYELENGGARAAN PEMIRA DENGAN KPU FIP UNESA

Hupmas, KPU Surabaya-Dua orang anggota divisi logistik KPU Fakultas Ilmu Pendidikan Unesa, Jum’at (24/02/2017) mendatangi KPU Surabaya. Mereka ingin belajar bagaimana menyelenggarakan Pemilihan Badan Ekeskutif Mahasiswa (BEM) dan  Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) periode 2017-2018 yang tahapannya semirip mungkin dengan Pemilu yang diselenggarakan oleh KPU Surabaya. Yurika dan Rina, demikian dua orang mahasiswa tersebut biasa dipanggil, mendapat mentoring dari KPU Surabaya mengenai penyelenggaraan Pemira yang akan dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2017. ”Saat ini kami masih memasuki tahapan kampanye. Kampanye akan berlangsung hingga hari Selasa, 28 Februari 2017,” tutur  Yurika. Sementara itu, Komisioner KPU Surabaya Divisi Umum, Keuangan, dan Logistik, Miftakul Ghufron, menyampaikan harapannya agar KPU Surabaya diperkenankan untuk melakukan monitoring pelaksanaan pemilu di FIP Unesa. ”Dengan melihat secara langsung pelaksanaannya, kami berharap mendapat masukan untuk menyusun standar penyelenggaraan pemilu untuk kampus dan sekolah yang demokratis,” tutur alumnus UIN Sunan Ampel tersebut. (cha)

MENTORING PERSIAPAN PEMILIHAN KETUA HIMPUNAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNESA

Hupmas, KPU SURABAYA-Sebagai penyelenggara pemilu, KPU Surabaya berkomitmen untuk memberikan pendidikan penyelenggaraan pemilu sedini mungkin kepada pemilih pemula. Salah satunya kepada KPU Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Unesa, Kamis (23/02/2017), KPU Surabaya melaksanakan mentoring kepada perwakilan KPU-J KTP 2017 di Kantor KPU Surabaya. Salah satu anggota divisi logistik KPU-J KTP 2017, Luxfi Rifandi, menjelaskan bahwa persiapan Pemilu Raya tahun 2017 yang akan diikuti oleh dua pasangan calon dengan DPT sebanyak 300 (tiga ratus) mahasiswa hampir 80%. “Tahapan yang sedang berjalan adalah kampanye dialogis, dimana para kandidat menyampaikan visi misi masing-masing. Setelah kampanye dialogis dilanjutkan dengan debat kandidat,”ungkap Luxfi. Mahasiswa asli Nganjuk ini menjelaskan, untuk sosialisasi kepada pemilih digunakan media sosial sebagai sarananya. ”Untuk mensosialisasikan kepada pemilih bahwa hari Rabu 1 Maret 2017 ada Pemilu Raya, panitia menggunakan media sosial Instagram “hmj KTP UNESA”, papar Luxfi. Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat, Nur Syamsi, mengapresiasi praktik demokrasi yang yang akan dilaksanakan di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Unesa. “KPU Surabaya selalu terbuka untuk berdiskusi dengan semua kalangan termasuk dari unsur mahasiswa walaupun berbasis non anggaran,” ujar pria asli Lamongan tersebut. (cha)

RAPAT PLENO KUPAS TUNTAS PENDIRIAN RUMAH PINTAR PEMILU

Hupmas, Surabaya-Tindak lanjut terhadap Surat KPU RI nomor : 54/KPU/I/2017 tertanggal 16 Januari 2017 perihal pembentukan Rumah Pintar Pemilu Tahun 2017 dibahas dalam rapat pleno rutin KPU Surabaya Selasa (21/02/2017), mengingat Surabaya termasuk dalam salah satu Kabupaten/Kota yang menjadi sasaran pilot project Rumah Pintar Pemilu dari KPU RI untuk tahun 2017. Divisi Umum, Keuangan, dan Logistik, Miftakul Ghufron, yang ditunjuk sebagai Ketua Tim Pendirian RPP dalam rapat pleno memaparkan mengenai desain ruang. Dalam skema desain ruang rencananya akan ada 4 ruangan yaitu Ruang I sebagai Ruang Audio Visual. Ruang II sebagai Ruang Pameran. Ruang III sebagai Ruang Simulasi dan Ruang IV adalah Ruang Diskusi, namun kemudian disepakati menjadi tiga ruangan yaitu Ruang Audio Visual digabung dengan ruang Pameran (display alat peraga pemilu). “Hal ini untuk efisensi anggaran dan peletakkan tata ruang yang lebih hemat dan menarik. Untuk penamaan RPP KPU Surabaya disepakati bernama RPP Bung Tomo. Dasar filosofis penggunaan Bung Tomo adalah meniru semangat berjuang arek Surabaya,”papar pria asli Grobogan tersebut. Nur Syamsi selaku divisi SDM dan Parmas, menambahkan bahwa secara umum pembentukan Rumah Pintar Pemilu ini sebagai sarana untuk peningkatan partisipasi pemilih baik secara kualitas maupun kuantitas dalam seluruh proses penyelenggaraan pemilu serta menjadikan KPU sebagai pusat informasi kepemiluan dengan sasaran masyarakat umum dan seluruh segmentasi yang terdapat dalam masyarakat. (cha)

KPU KOTA SURABAYA MEMBONGKAR POTENSI KECURANGAN PEMILU

Hupmas, Surabaya-Melakukan sosialisasi tentang kepemiluan adalah salah satu tugas pokok pokok dan fungsi dari penyelenggara pemilihan umum. Hal inilah yang dilakukan oleh Komisioner Divisi Hukum KPU Kota Surabaya menjadi salah satu narasumber pada acara diskusi dengan tema “Membongkar Potensi Kecurangan Pemilu”  di warung Mbah Cokro (Sabtu, 11/02/17) bersama Bapak Sufiyanto dari Bawaslu Prov. Jatim, Bapak Yasin dari SBO TV, dan Bapak Radian Jadid sebagai Carik Padepokan Tjokoroaminoto. Pada kesempatan ini, komisioner yang biasa dipanggil oleh Purnomo ini memaparkan bagaimana penyelenggaraan pemilu sebagai sebuah sistem. Keberadaan pemilu sebagai sistem ini tidak hanya dilihat dari proses yang ada, tetapi juga dari pihak – pihak yang terlibat di dalamnya. Walaupun ada keberadaan penyelenggara yang memang diberikan tugas, wewenang bahkan kewajiban untuk menyelenggarakan akan tetapi pemilu tidak dapat dilepaskan dari keberadaan dari masyarakat, peserta pemilihan, serta stake holder lainnya. Sebagai sesuatu, yang notabene merupakan buatan manusia tetap saja memiliki potensi untuk diakali oleh ciptaan Tuhan, yang dalam hal ini adalah manusia itu sendiri. Namun demikian, sebagai penyelenggara, maka KPU punya tanggung jawab untuk mempersiapkan pemilu, yang tidak hanya sesuai dengan asas – asas, atau prinsip – prinsip penyelenggara tetapi juga penyelenggaraan. Realitas ini setidak – tidaknya dapat dlihat dari bagaimana upaya transparansi yang coba kami lakukan, dan mensinergikannya dengan keras akses partisipasi masyarakat dalam pemilu. “Kedua hal ini harus berjalan bersama untuk mencapai pemilu, atau setidak – tidaknya mencegah potensi kecurangan dalam pemilu” ujar pria yang tahun ini akan berusia 36 tahun ini. Komisioner yang biasa dipanggil Purnomo ini pun menggambarkan bagaimana pada proses pemutakhiran daftar pemilih sebagai salah satu proses yang membutuhkan sinegitas di atas, dimana penyelenggara pemilihan umum mengumumkan Daftar Pemilih Sementara, namun untuk membuatnya menjadi daftar pemilih yang berkualitas maka diperlukan pemanfaat akses yang memang disediakan untuk masyarakat untuk menginformasikan bilamana memang ada penduduk yang ternyata sudah meninggal, sudah tidak lagi berdomisili di tempat tersebut, atau bahkan bilamana ada yang sudah pensiun dari TNI/POLRI. Hal yang sama pun berlaku bagi tahapan – tahapan yang lain, baik itu pencalonan, pemungutan, penghitungan suara, ataupun rekapitulasi hasil penghitungan suara. Di dalam salah satu sesi, ada pertanyaan terkait dengan terobosan yang sudah dilakukan oleh pihak KPU di dalam memberikan pendidikan, atau pengetahuan terkait dengan kepemiluan kepada masyarakat. Menjawab pertanyaan ini, Bapak Purnomo pun menjawab bahwa pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota kemarin, KPU Kota Surabaya menjadi satu – satunya, bahkan menjadi KPUD yang pertama kali memanfaatkan teknologi informasi untuk menyampaikan informasi terkait kepemiluan kepada masyarakat, termasuk melalui game – game. Bukan hanya itu saja, KPU Kota Surabaya juga melakukan pendampingan terhadap sekolah – sekolah, ataupun perguruan tinggi yang sedang menyelenggarakan pemlihan di tingkat kemahasiswaan. Karena memang kami kekurangan akses untuk dapat masuk ke dalam kampus – kampus, maka hal ini pun hanya dapat dilakukan ketika ada surat peminjaman kotak suara ke KPU Kota Surabaya Setelah berdiskusi selama kurang lebih 3 jam ini pun diakhiri dengan pembacaan puisi oleh salah seorang pengunjung pada pukul 22.00 WIB. (psp)

PERJALANAN KE KOTA APEL : BELAJAR PENGUATAN PILKADA SEBAGAI SEBUAH SISTEM

Hupmas, Surabaya-Tahun 2017 merupakan salah satu rangkaian dari fase transisi pemilihan kepala daerah, sebelum akhirnya akan dilakukan secara serentak di tahun 2024. Dengan adanya perubahan di tingkat Undang – undang, termasuk peraturan KPU membuat penyelenggaraan pemilihan Kepala Daerah di tahun 2017 menjadi berbeda dengan apa yang sudah dilaksanakan oleh Kota Surabaya di tahun 2015 kemarin. Hal ini lah yang membuat pemilihan di tahun 2017 menjadi menarik, dan kota Batu adalah satu – satunya daerah di Provinsi Jawa Timur yang menyelenggarakannya. KPU Kota Batu mengirimkan undangan, termasuk ke KPU Kota Surabaya untuk melihat penyelenggaraan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Batu tahun 2017. Pada tanggal 13 Februari 2017, KPU Kota Surabaya memutuskan untuk mengutus Komisioner Divisi Hukum untuk menghadiri undangan tersebut dan belajar tentang penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. “Menarik melihat penyelenggaraan pilkada di Kota Batu ini, terutama jika dilihat dari bagaimana para pihak bekerjasama untuk mensukseskannya” ujar Komisioner yang biasa dipanggil Purnomo ini. Menurut Pak Purnomo, dirinya melihat bagaimana Komandan Distrik Militer (Dandim) dan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kota Batu turut terlibat langsung di dalam proses pelepasan distribusi logistik di KPU Kota Batu, ataupun kunjungan yang diilakukan oleh Walikota setempat. Realitas ini juga dapat dilihat dari ‘supervisi’ yang dilakukan oleh desk Pilkada Provinsi Jawa Timur, yang melakukan monitoring kesiapan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Batu, baik dari kunjungan ke beberapa TPS, sampai dengan tempat penyimpanan logistik di kantor Desa sebelum akhirnya nanti diserahkan ke TPS – TPS. (psp)