Berita Terkini

JAJARAN KEPOLISIAN KOTA SURABAYA SIAP AMANKAN PILWALI SURABAYA 2015

Komisioner KPU Kota Surabaya bersama Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Drs. Yan Fitri Halimansyah, MH. Komisioner KPU Kota Surabaya bersama Kapolres Tanjung Perak Surabaya, AKBP Arnapi.   KPU Kota Surabaya mengadakan audiensi dengan jajaran kepolisian kota Surabaya, Polrestabes Surabaya dan Polres Tanjung Perak kota Surabaya (17/6). Audiensi ini merupakan bentuk koordinasi dengan pihak terkait untuk mewujudkan penyelenggaraan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Surabaya Tahun 2015 yang aman, lancar, dan kondusif. Dalam audiensi tersebut pihak kepolisian kota Surabaya menyambut baik dan menyatakan kesanggupannya untuk mendukung dan menjamin stabilitas dan kelancaraan pelaksanaan Pilwali Surabaya 2015, dan siap membantu KPU untuk mengamankan penyelenggaraan Pilwali hingga di tingkatan TPS. Salah satu bentuk kesiapan kepolisian adalah adanya program cipta kondisi untuk menciptakan keamanan dan ketertiban di Surabaya. Dalam audiensi ke Polrestabes Surabaya, KPU Kota Surabaya langsung ditemui oleh Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Drs. Yan Fitri Halimansyah, MH. Sedangkan dalam audiensi ke Polres Tanjung Perak ditemui oleh Kapolres Tanjung Perak Surabaya AKBP Arnapi.

KPU BERMITRA STRATEGIS DENGAN FISIP UIN SUNAN AMPEL

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya semakin gencar mempersiapan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Kota Surabaya 2015 melalui kerja sama dengan sejumlah pihak yang dinilai strategis. Kali ini KPU Kota Surabaya melakukan penandatangan nota kerja sama dengan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (SA) khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Proses penadatanganan naskah kerjasama itu dilaksanakan oleh Ketua KPU Kota Surabaya Robiyan Arifin SH, M. H dan Dekan FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof Akhmad Muzakki M. Ag, Grad. Dip SEA, M. Phil, Ph.d yang dilakukan di Gedung Perkuliahan FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya, Senin (1/6/). “Selaku penyelenggara Pilkada Kota Surabaya, KPU Surabaya tidak mungkin melaksanakan semua tugasnya secara mandiri. Untuk itu membutuhkan sejumlah pihak khususnya para mitra strategis yang diharapkan bisa bersama menyukseskan Pilkada Surabaya. Salah satu mitra strategis itu, yaitu institusi FISIP UIN SA Surabaya,” kata Robiyan Arifin, Ketua KPU Kota Surabaya, dalam sambutannya. Robi menyatakan bahwa pihaknya memang sedang merancang sejumlah kerjasama dengan melibatkan beberapa Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di Kota Surabaya dalam memperkuat proses penyelanggaran Pilkada Kota Surabaya. “MoU (Memorandum of Understanding) dengan FISIP UIN SA ini merupakan kali kedua dengan Perguruan Tinggi. Sebelumnya KPU Surabaya juga telah melaksanakan MoU dengan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya pada April 2015 lalu,” kata Robi. Robi menjelaskan, KPU menganggap intitusi UIN SA yang diwakili Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politiknya itu sangat penting untuk digandeng guna menjadi mitra diskusi dalam berbagai hal khususnya terkait proses tahapan penyelenggaran Pilkada Kota Surabaya. “KPU Surabaya yakin di FISIP UIN SA ini memiliki banyak pakar di bidang politik dan pemerintahan, untuk itu wajar bila suatu saat nanti KPU Surabaya bisa menimba ilmu maupun urun rembug terkait banyak hal,” terang Robi yang hadir didampingi oleh dua anggota komisioner KPU lainnya yaitu Nurul Amalia dan Miftakhul Ghufron. Pria kelahiran Situbondo ini menegaskan bahwa pihaknya sangat membuka diri untuk dijadikan tempat rujukan dan penelitian bagi mahasiswa FISIP UIN SA. “KPU sangat senang bila dijadikan sebagai lokasi penelitian termasuk jadi tempat magang bagi mahasiswa UIN SA,” ujarnya. Komisioner Bidang teknis penyelenggara dan data, Nurul Amalia menambahkan pihaknya berharap agar UIN SA secara umum maupun secara khusus institusi FISIP bisa membantu KPU dalam rangkan proses sosialisasi Pilkada Kota Surabaya. “Tentunya, kedua institusi [KPU Surabaya dan FISIP UIN Sunan Ampel] bisa bekerja sama dalam proses sosialiasi tahapan pilkada Kota Surabaya mengingat civitas akademik khususnya kalangan mahasiswa UIN Sunan Ampel pasti banyak warga Kota Surabaya,” kata Nurul. Di sisi lain, Dekan FISIP UIN SA Surabaya, Akhmad Muzakki menyambut gembira proses kerjasama strategis yang dilakukan antara institusinya dengan KPU Kota Surabaya. “FISIP UIN SA baru berumur 1 tahun sehingga tidak memiliki masa lalu, namun ingin membangun masa depan lebih baik. Kerjasama dengan KPU ini diharapkan bisa berdampak besar bagi keberadaan fakultas termasuk kalangan mahasiswa dan para dosen dalam mengembangkan keilmuan termasuk mempraktekkan teori yang ada,” kata Muzakki dalam sambutannya. Dekan FISIP UIN SA yang juga Sekretaris PW NU Jatim itu menyatakan bahwa saat ini lembaganya terdiri atas 3 program studi yaitu Ilmu Hubungan Internasional, Ilmu Politik dan Ilmu Sosiologi dengan jumlah mahasiswa sekitar 350 orang. “Kami berharap semua anggota KPU secara pribadi bisa menjadi source person bagi pengembangan keilmuan politik yang ada di UIN SA. Harapannya semua yang dilakukan KPU Surabaya bisa berdampak besar bagi pembangunan dan penguatan pranata demokrasi nasional khususnya di Surabaya,” ujar Muzakki yang juga merangkap jabatan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN SA itu.

KPU SURABAYA JUJUGAN PENELITI AMERIKA

Rencana Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Surabaya Tahun 2015 telah menarik peneliti University of Wyoming, Loramie, WY, Amerika Serikat. Adalah Andrew Garner, Ph.D, Asisten Professor Departement of Political Science yang pada Senin, 1 Juni 2015, mendatangani Kantor KPU Kota Surabaya bersama seorang dosen dari Universitas Brawijaya, Malang. Menurut Purnomo Satriyo Oringgodigdo, SH, MH, Komisioner KPU Kota Surabaya Divisi Hukum, Pengawasan, SDM, dan Organisasi, peneliti dari Amerika itu tertarik untuk meneliti parsipasi pemilih di Kota Surabaya dan bagaimana upaya yang dilakukan KPU untuk sosialisasi sehingga menjadi perhatian dari tim peneliti tersebut. “Mereka tadi bertanya tentang tingkat partisipasi pemilih di Kota Surabaya. Bukan hanya saat pileg saja, tapi juga saat pilpres dan juga pilgub sebelumnya,” ujar Purnomo. Nah, karena mereka mencoba melakukan penelitian pemilih, “mereka juga tanya metode yang kami lakukan,” ungkap Purnomo. Dijelaskan Purnomo, dalam Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota 2015 ini ada beberapa agenda sosialisasi yang akan dilakukan KPU Kota Surabaya. Mulai dari pertemuan tatap muka dengan pemilih, seminar, pertunjukan ludruk, sampai relawan demokrasi. “Mereka sebenarnya terkejut melihat banyaknya sosialisasi yang kami lakukan,” lanjutnya. Para peneliti ini juga bertanya, metode apa yang efektif untuk digunakan dalam sosialisasi. Oleh Purnomo dijelaskan, metode-metode ini sangat tergantung pada pihak-pihak yang hendak menjadi sasaran sosialisasi. “Kalau aplikasi dan relawan demokrasi adalah sasaran untuk pemilih pemula,” ujarnya. “Sedangkan pertunjukan ludruk untuk pemilih masyarakat pada ummnya,” ungkap Purnomo lagi. Jadi, lanjut Purnomo, metode yang paling efektif digunakan pada sasaran yang akan digarap dan dijadikan sasaran tergantung dari siapa pemilih yang akan dibidik tersebut. Selain menjelaskan soal pemilih, Purnomo juga menyampaikan kerja sama yang dilakukan KPU Kota Surabaya dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menuju Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Surabaya 2015 yang berintegritas. “Kita juga jelaskan kerjasama KPU Surabaya dengan KPK,” tutur Purnomo. Yaitu: peserta, penyelenggara, dan pemilih yang berintegritas. Untuk peserta pilkada, para pasangan calon akan diberikan informasi tentang banyaknya kepala daerah yang ditangkap karena terlibat korupsi dan bagaimana mencegah agar itu tidak terjadi kemudian hari. Untuk penyelenggara, akan ada pengarahan dari KPK terkait bagaimana penyelenggaran berintegritas. Sedangkan untuk sosialisasi kepada pemilih akan ada aktivitas yang dilakukan bersama KPK. “Sehingga targetan pilkada bukan hanya tingkat partisipasi, tapi juga pilkada berintegritas,” lanjut Purnomo. Menurutnya, Andrew juga bertanya bagaimana partisipasi pemilih. Untuk itu, pihaknya telah memberikan sebuah buku “Surabaya dalam Angka”. Dalam kesempatan ini mereka juga berbagi pengetahuan terkait dengan bagaimana kampanye dilakukan di AS. “Tidak seperti di Indonesia, di Amerika itu tidak ada lembaga yang bertanggung jawab pada partisipasi masyarakat. Semuanya diserahkan kepada pasangan calon. Ada trend di Amerika di mana para pasangan calon, menggunakan metode kampanye, vote buying,” ungkapnya. Seperti, mereka sekarang lebih suka datang ke konstituen dan langsung menanyakan apa keinginan konstituennya. Hal itu bahkan, “bukan hanya dilakukan secara tatap muka, tapi juga menggunakan medsos seperti facebook,” lanjut Purnomo. Apa yang mereka harapkan dengan penelitian Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota 2015? Mereka berharap bisa melakukan penelitian terkait dengan partisipasi pemilih dalam Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Surabaya 2015. “Metode mereka bisa memetakan itu 1 bulan setelah pemungutan suara. Bisa jadi Surabaya menarik bagi mereka karena pemilihnya terbesar. Dan, Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta,” tutur Purnomo.