
KONVERGENSI MEDIA SEBAGAI KUNCI SUKSESNYA SOSIALISASI PILWALI SURABAYA 2015
Oleh: Miftakul Ghufron Komisioner KPU Surabaya
Divisi Umum, Keuangan dan Logistik
Era perkembangan media baik media elektronik maupun media cetak telah berubah cukup signifikan seiring berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi. Sifat-sifat teknologi telekomunikasi konvensional yang bersifat massif sekarang sudah mampu digabungkan dengan teknologi komputer yang bersifat interaktif. Sistem analog yang telah bertahan sekian puluh tahun akan segera tergantikan oleh sistem digital, dan implementasinya segera memunculkan fenomena baru “konvergensi”. Sederhananya, konvergensi adalah bergabungnya media telekomunikasi tradisional dengan internet sekaligus.
Kunci dari konvergensi adalah digitalisasi, kerena seluruh bentuk informasi maupun data diubah dari format analog ke format digital sehingga dikirim ke dalam satuan bit (binary digit). Karena informasi yang dikirim merupakan format digital, konvergensi mengarah pada penciptaan produk-produk yang aplikatif yang mampu melakukan fungsi audiovisual sekaligus komputasi. Dalam dunia penyiaran, digitalisasi memungkinkan siaran televisi memiliki layanan program seperti laiknya internet. Cukup dengan satu perangkat, seseorang sudah dapat mengakses surat kabar, menikmati hiburan televisi, mendengar radio, mencari informasi sesuai selera, dan bahkan menelpon sekalipun.
Konvergensi media menyediakan kesempatan baru yang radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi secara visual, audio, data dan sebagainya (Preston, 2001: 27). Dampak dari konvergensi media tentu saja berlangsung di berbagai bidang. Di dalam media massa misalnya, strategi jurnalistik konvensional sekarang ini mengalami perubahan signifikan. Jurnalis masa kini dituntut mampu menyegerakan penyampaian informasi yang diperoleh dan mengirimkannya ke khalayak. Maka, masyarakat sekarang mengenal apa yang disebut sebagai jurnalisme online (Abrar, 2003: 45). Aplikasi teknologi komunikasi terbukti mampu mem-by pass jalur transportasi pengiriman informasi media kepada khalayaknya.
Konsekuensi Adanya Konvegensi Media
Konvergensi media terus berkembang seiring dengan perkembangan internet. Didukung dengan smartphone, personal computer (PC), laptop, netbook atau tablet lainnya, seluruh informasi kini berada dalam genggaman tangan. Internet menjadi sebuah media yang konvergen, yakni di dalamnya dapat diperoleh berbagai bentuk media. Kelebihan dari konvergensi media tersebut dapat menggeser keberadaan media massa khususnya media cetak.
Bergabungnya media massa konvensional beserta teknologi internet menumbuhkan serangkaian konsekuensi baru. Konvergensi menyebabkan perubahan signifikan pada ciri-ciri komunikasi massa konvensional. Umpan balik (feedback) pada media massa konvensional umumnya tertunda karena menunggu cetak dan terbit, akan tetapi dengan adanya media konvergen memunculkan karakter baru yang makin interaktif, dimana penggunanya mampu berkomunikasi secara langsung dan memperoleh jawaban langsung atas pesan yang disampaikan. Sifat interactivity media konvergen, membuat definisi komunikasi massa dari media massa kurang relevan lagi. Media konvergen menyebabkan derajat massivitas massa berkurang, karena komunikasinya makin personal dan interaktif.
Pada tataran praktis, konvergensi media mampu mengubah arah tujuan di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan. Di bidang pendidikan, lembaga pendidikan akan dituntut untuk mampu menyediakan lulusan yang memiliki kematangan akademis sekaligus kapabilitas teknologi informasi. Di bidang ekonomi, konvergensi juga berarti peluang profesi baru. Konvergensi memberikan kesempatan baru kepada pengelola media konvergen untuk memperluas pilihan publik sesuai selera, karena tersedianya sejumlah pilihan akses sekaligus. Dampak negatifnya, konvergensi juga berpeluang menciptakan kelompok dominan baru yang akan menjadi penguasa pasar media. Konsentrasi kepemilikan media mulai media cetak, media elektronik maupun media online. Di bidang politik, konvergensi media dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok tertentu untuk menyebarkan gagasan-gagasan politik secara lebih leluasa dibandingkan dengan media massa konvensional.
Mengingat sifat alamiah perkembangan teknologi yang selalu mempunyai dampak; di satu sisi konvergensi memberi dampak positif dan di sisi lain negatif. Di samping optimalisasi sisi positif, antisipasi terhadap sisi negatif konvergensi nampaknya perlu dikedepankan sehingga konvergensi teknologi mampu membawa kemaslahatan bersama.
Kunci Suksesnya Sosialisasi Pilwali Surabaya 2015
KPU Kota Surabaya sebagai lembaga penyelenggara pemilihan di tingkat kabupaten/kota berupaya melakukan perubahan strategi sosialisasi pilwali 2015 dengan cara pendekatan melalui teknologi informasi dan komunikasi. Dengan teknologi informasi dan komunikasi memang memiliki kekuatan untuk membentuk budaya baru, yaitu budaya teknologi yang terintegrasi pada budaya-budaya manusia lainnya. Hampir di setiap aspek kehidupan dan gerakan manusia, terdapat teknologi yang mengiringinya. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika masyarakat pada masa sekarang ini disebut sebagai masyarakat informasi yang selalu bernaung pada informasi demi memperlancar kelangsungan hidupnya.
Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi seperti internet dan gadget android, semakin menunjukkan bahwa memang masyarakat sekarang ini menganggap informasi merupakan hal terpenting dalam kegiatan kehidupan bermasyarakat. Salah satu dari sekian banyak keunikkan internet sebagai teknologi komunikasi adalah kehadiran konvergensi media yang menyertainya. Dengan berkembangnya konvergensi media, lembaga KPU Kota Surabaya memanfaatkan ruang publik yang tercipta melalui fasilitas internet dan sosial media untuk mempengaruhi dan mengajak masyarakat Kota Surabaya ikut berpartisipasi aktif dalam pemilihan Walikota Surabaya tahun 2015.
Beberapa contoh kegiatan yang dilakukan KPU Kota Surabaya dalam Sosialisasi Pilwali Kota Surabaya 2015 kemarin melalui media cetak, elektronik dan media online diantaranya meliputi : Liputan News, Talkshow dan Iklan layanan masyarakat. Dalam hal pemilihan media yang akan menayangkan iklan sosialisasi, KPU Kota Surabaya mencari dukungan data dari berbagai sumber, termasuk meminta masukan dari KPID Jatim terkait media apa saja yang bisa diajak kerjasama dan sekiranya mempunyai efek signifikan ketika menempatkan iklan sosialisasi Pilwali Surabaya 2015. Selain itu KPU Kota Surabaya melakukan penggabungan atau pengintegrasian (konvergen) media-media yang ada (media cetak, elektronik dan online) untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik tujuan yaitu suksesnya penyelenggaraan pilwali Surabaya dengan meningkatnya partisipasi pemilih.
Penggabungan atau menyatukan saluran-saluran komunikasi masa, seperti media cetak, radio, televisi, internet, bersama dengan teknologi-teknologi portable dan interaktifnya, melalui berbagai platform presentasi digital dapat dilihat dalam proses pemesanan dan penayangan iklan sosialisasi secara massif mulai dari media elektronik, media cetak sampai media online oleh KPU Kota Surabaya. Tentunya hal ini ditopang dengan SDM dan penganggaran biaya yang cukup sehingga mampu mewujudkan konvergensi media dalam tahap sosialisasi hingga tahap pemungutan suara (pencoblosan).
KPU Kota Surabaya menyadari bahwa lembaga penyelenggara pemilu tetap menjadi sumber utama informasi bagi masyarakat Indonesia mengenai tata cara memilih pada Pemilu. Para komisioner dan staf KPU Kota Surabaya tetap merupakan bagian paling penting dalam menyampaikan pesan kunci tentang waktu Pemilu dan prosedurnya, tetapi sosialisasi melalui iklan media pun turut berperan dalam menentukan strategi sosialisasi.
Pada bulan Desember 2013, sebanyak 65% responden survei LSI-IFES menyatakan bahwa televisi adalah sumber informasi utama yang diandalkan responden; lebih diandalkan dibanding keluarga/teman (17%), ketua RT/RW (16%), dan lurah/kepala desa (12%). Peran media jejaring sosial semakin penting bagi masyarakat kelas menengah di kota-kota besar seperti Surabaya, namun di bagian lain Indonesia masyarakatnya masih belum terlalu melek teknologi digital karena terbatasnya akses internet. Survei LSI-IFES menunjukkan bahwa hanya 4% responden yang mengandalkan internet sebagai sumber informasi utama.
Siaran KompasTV: Diskusi Pilwali Surabaya 2015 bersama Prof. Ramlan Surbakti, 1 September 2015
Pada Pilwali 2015 kemarin partisipasi pemilih mengalami peningkatan sebesar 7,88% dibandingkan pada pelaksanaan Pilwali 2010. Jika dalam prosentase partisipasi pemilih pada Pilwali tahun 2015 sebanyak 51,34% dibanding Pilwali 2010 yang hanya 43,46%. Memang peningkatan masih tergolong kecil belum meningkat secara drastis, akan tetapi melihat kecenderungan pemilih di kota metropolitan seperti Surabaya tentu hal ini sangat berarti dan cukup membanggakan ditengah terpaan isu adanya penundaan Pilwali Surabaya 2015 yang disebabkan karena aturan calon tunggal pada saat itu.
Salah satu faktor kunci keberhasilan sosialisasi pemilihan walikota Surabaya tahun 2015 yaitu pemanfaatan konvergensi media. Sekalipun belum menyeluruh, pemanfaatan konvergensi media untuk mensosialisasikan pemilu sangat membantu efisiensi dan kinerja lembaga. Pemanfaatan tekhnologi informasi bisa dikembangkan dengan konsep sosialisasi sekaligus pelayanan akses informasi dan dokumentasi (e-PPID) kepemiluan yang lebih komprehensif sehingga menjadikan lembaga KPU lebih transparan, akuntable dan profesional. Apalagi, kualitas informasi yang disediakan dan pelayanan yang terintegrasi sudah menjadi keharusan agar media, website, FB dan twitter semakin banyak dibaca, dilike dan diikuti. Perangkat lunak atau software berbasis Android juga dibuat untuk memudahkan pemilih dalam mengecek DPT dan mendapatkan informasi penting dari setiap pemberitaan di laman web resmi KPU Kota Surabaya. Setiap penyelenggara ad hoc seperti KPPS, PPS dan PPK juga dilibatkan untuk dapat memanfaatkan tekhnologi informasi yang telah dibuat KPU Kota Surabaya dengan mengunduh aplikasi tersebut sehingga dapat terciptanya viral informasi ke seluruh lapisan masyarakat Kota Surabaya.